Random Post

Minggu, 30 Januari 2011

Bila agen khusus memburu si pedofil


Demi melindungi anak-anak dari pelaku kejahatan seksual, termasuk dari pemangsa berkedok turis, sebuah agen khusus Amerika Serikat (AS) diterjunkan di wilayah Asia Tenggara untuk 'memburu' si pedofil.
Hasilnya? Sejauh ini sedikitnya 80 orang tersangka telah dipulangkan ke Amerika Serikat untuk dimeja-hijaukan.
Pantai Sihanoukville layak disebut surga. Pantainya kaya sinar matahari dengan warna keemasan, rerimbunan pohon palem, minuman berkadar alkohol nan murah, serta laut yang indah.

Pensiunan perusahaan farmasi dari AS, Ronald Adams, tiba di tempat tersebut untuk kehidupan yang lebih baik - mendirikan sebuah cafe pinggir pantai.
Tapi di sebuah pagi, citra surga yang dilekatkan pada tempat itu, menjadi hancur-berantakan di mata Adams, ketika aparat Kepolisian Kamboja menggeledah apartemennya.
Di tempat itu, aparat kemudian menemukan piranti seks, video porno anak-anak serta obat-obatan terlarang.
Adams belakangan didakwa mengkonsumsi narkotika dan mencabuli bocah berusia di bawah 12 tahun.

Diawasi terus

Orang-orang Barat yang ditahan karena kasus mencabuli bocah di wilayah Asia Tenggara, bukan melulu orang jahat.
Ini bisa dilihat pada sosok Gary Glitter, tersangka pedofil terhadap anak-anak 10 dan 12 tahun, yang kasusnya baru terungkap, setelah dia tinggal lebih dari 2 tahun di Vietnam. 
Itulah yang terjadi di negara-negara miskin, ketika sesuatu yang dikaitkan dengan kebebasan, dapat dihargai $100.

Sebuah agen dibawah Departemen Imigrasi dan Bea Cukai AS, atau ICE, akhirnya dibentuk untuk menyelesaikan kasus-kasus pedofil yang melibatkan warga Amerika Serikat.Dari kondisi seperti itulah, Ronald Adams sebetulnya sudah memperhitungkan ketika dia berhadapan dengan aparat polisi lokal.
Apabila warga AS itu terbukti melakukan pedofil di luar negeri, maka agen khusus tersebut akan mengambil alih kasus ini dan menerbangkan si pelaku ke AS untuk diadili di sana.
ICE adalah badan di bawah kontrol Departemen Keamanan Dalan Negeri yang berbasis di Washington.
"Jangan berpikir operasi ini seolah-olah cuma berurusan dengan membeli tiket balik ke AS dan pergi ke sebuah negara untuk menyelidiki serta mengeksekusi si pelaku," kata John Morton, kepala penanggungjawab agen tersebut.
"Contoh paling bagus adalah ketika kami membawa pulang 'tiga lelaki' dari Kamboja."
'Tiga lelaki' tersangka pedofilia ini sebelumnya diberitakan secara luas setelah diekstradisi dari Kamboja 18 bulan lalu.
Ketiganya dilaporkan pernah tersangkut kasus pencabulan terhadap anak-anak di AS.
Lelaki tertua berusia 75 tahun bernama Jack Sporich. Dia sekarang dikenai hukuman penjara 15 tahun karena melakukan kekerasan seksual terhadap para bocah.
Suatu ketika sebagian besar penjara di kamboja dipenuhi orang-orang Barat, karena kasus-kasus pedofil yang terjadi di negara itu banyak melibatkan mereka.
Namun kebanyakan dari pelaku tidak merasa khawatir atas kondisi ini. Pasalnya, jika Anda punya banyak uang, maka tidaklah sulit menyuap polisi atau hakim di sana.

Pelibatan LSM


Bagi seorang agen AS bernama Chris Materelli, upaya pemulangan dan peradilan lebih lanjut terhadap pelaku pedofil adalah bentuk tanggungjawab moral dan penegakan hukum.Dan Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengambil langkah aktif untuk menahan dan membawa pulang para pelaku tersebut. Negara Australia dan Kanada kemudian mengikuti langkah AS ini dengan menjalin kerjasama dalam 12 bulan terakhir.
"Jika orang Amerika datang ke Kamboja untuk memulangkan dan mengadili pelaku, itu adalah tugas kami untuk menolong orang-orang Kamboja dari para pemangsa anak-anak itu," katanya.
"Para pelaku itu adalah warga negara kami, dan menjadi tanggungjawab kami untuk membawa orang-orang itu untuk dibawa ke pengadilan AS."
Sejak 7 tahun peraturan tentang masalah ini ditanda-tangani, AS telah membawa pulang 88 orang pelaku pedofil yang berkedok turis. Semuanya kini sedang dan telah diadili di negara Paman Sam itu.
Tetapi tidak semua kerja keras itu diselesaikan oleh agen tersebut, atau hanya melibatkan polisi di negara tersebut, tetapi juga peran LSM yang peduli terhadap kasus ini yang mempunyai jaringan luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar